Bismillah.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Salawat dan salam semoga tercurah kepada nabi dan rasul yang terakhir, sang pembawa rahmat bagi alam semesta. Amma ba’du.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, setiap kita tentu mengharapkan hidup bahagia, selamat, dan mulia. Tidak ada orang yang ingin hidup dalam kesengsaraan, kehancuran, dan kehinaan. Manusia ingin mendapatkan keberuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menggapainya demi meraih cita-cita hidup bahagia.
Sebagai seorang muslim, maka alhamdulillah kita telah diberikan panduan oleh Allah untuk meraihnya. Allah telah utus kepada umat manusia para rasul yang mengajarkan kepada mereka cara-cara yang benar untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Allah berikan petunjuk kepada kita dengan al-Qur’an agar kita selamat dan bahagia.
Allah berfirman (yang artinya), “Thaha. Tidaklah Kami turunkan kepadamu -wahai Muhammad- al-Qur’an supaya kamu celaka.” (Thaha : 1-2). Sesungguhnya wahyu, al-Qur’an dan seluruh ajaran syari’at Islam ditetapkan oleh Allah Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, dimana Allah jadikan hal itu sebagai jalan yang mengantarkan menuju kebahagiaan, keberuntungan, dan kejayaan. Allah menjadikan agama ini penuh dengan kemudahan. Allah pun menjadikan ajaran Islam ini sebagai pasokan gizi bagi hati dan ruh serta memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi tubuh manusia. Oleh sebab itu fitrah yang lurus dan akal sehat akan menerimanya dengan penuh kelapangan dan ketundukan. Hal itu disebabkan ia memahami bahwasanya wahyu dan agama ini membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat (lihat Tafsir as-Sa’di, hal. 502)
Dari sinilah kita menyadari betapa besar nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman. Sebab Allah turunkan kepada kita Kitab-Nya dan Allah utus rasul-Nya untuk mengajarkan kepada kita ayat-ayat-Nya dan mengarahkan jalan hidup dan kehidupan kita. Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah utus di tengah-tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri yang dia membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya dan menyucikan mereka, serta mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah dan sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar berada dalam kesesatan yang amat nyata.” (Ali ‘Imran : 164)
Ayat tersebut menunjukkan bahwasanya nikmat diutusnya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebesar-besar nikmat bahkan pokok dari segala nikmat yang ada. Dimana Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada umatnya lafal-lafal al-Qur’an dan menjelaskan makna-maknanya. Beliau juga membersihkan mereka dari berbagai noda syirik, maksiat, perkara-perkara rendah serta semua sifat tercela. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendorong umatnya untuk memiliki akhlak yang mulia. Penyucian/tazkiyah itu mengandung dua hal; pembersihan dari berbagai keburukan dan pengembangan diri dengan berbagai sifat yang terpuji dan mulia. Selain itu beliau juga mengajarkan kepada mereka al-Qur’an dan as-Sunnah yang menjadi sumber ilmu dalam hal pokok-pokok maupun cabang-cabang perkara agama. Dengan al-Qur’an dan as-Sunnah itulah akan terwujud hidayah dan kebaikan bagi umat manusia (lihat Taisir al-Lathif al-Mannan, hal. 32-33 oleh Syaikh as-Sa’di rahimahullah)
Hal ini kembali mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kebahagiaan dan keberuntungan hanya akan diperoleh dengan berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah perkara yang sudah banyak dilalaikan oleh manusia sekarang ini….